1. Halo Guest, pastikan Anda selalu menaati peraturan forum sebelum mengirimkan post atau thread baru.

Jogja mo kemana?

Discussion in 'Chit Chat' started by jangkrik, Sep 19, 2006.

  1. jangkrik

    jangkrik Ads.id Pro

    Joined:
    Mar 18, 2006
    Messages:
    261
    Likes Received:
    2
    Sekedar keluh-kesah, mumpung banyak orang Jogja disini :

    Kemarin pulang kampung ke Jogja. Muter2 pasca gempa. Bangunan2 bersejarah sudah banyak yg rubuh, terutama di daerah Kotagede.

    Jogja berubah?

    Yang paling bikin sedih, suasana Jogja sudah tidak seperti dahulu lagi. Kota Jogja semakin panas, gersang, dan pergaulannnya serta sopan santun khas Jogja sudah jauh berkurang, semakin menjurus ke budaya urban yang semau gue, tercermin dari anak-anak muda yang lalu lalang di jalan depan rumah tuh... ??? Beda sekali dengan masa remaja saya 10 tahun lalu, masih sopan-sopan bo'...!

    Sudah bukan lagi kota budaya?

    Jogja tampaknya sudah bukan lagi kota budaya, tapi kota MAL. Habis, mal-nya banyak banget sih? Di mana-mana bangunan yg dahulu khas suasana 'kota ndeso', seakarang dah tertutup oleh banyak baliho2 iklan rokok. Apa bedanya sama Jakarta? Mana khas nya? Lha orang2 ke Jogja kan mau lihat Jogja yang unik, bukan metropolitan!


    Rindu suasana santai Malioboro.


    10 th lalu suana Malioboro masih enak untuk santai. Leyeh2 di siang/sore, minum wedang ronde dibawah teduhnya pohon asem, dari jauh terdengar suara tapak2 kaki kuda dari andong yang berjalan pelan, sambil sesekali membunyikan 'klakson'-nya,"klinong..klinong..!", indah sekali. Namun sekarang, trotoar Malioboro sudah dipenuhi parkiran motor, spanduk2 dengan warna menyolok mata menggantikan pohon2 asem yang dulu rindang, tak heran suasananya jadi panas sekali. Mau nyante dimana lagi nih?

    Lama-lama jadi kayak Jakarta?
    Lihat harga perumahan di Jogja sekarang! Sangat tinggi! Harganya melebihi rata2 perumahan di derah Bekasi atau Tangerang! Banyak warga Jogja tanahnya dibeli developer dan orang2 kaya dari luar kota, dibangun perumahan, lalu dijual kembali dengan harga tinggi. Yang beli siapa? Ya orang2 dari luar Jogja to yo.. (tiap kali tiba di Bandara/stasiun, perhatikan banyaknya brosur2 perumahan yang ditawarkan, jadi istilahnya tanah di Jogja diobral kepada para pendatang yang hanya sedang berlibur, bukan menetap.

    Dengan harga perumahan yang melangit, lalu orang Jogja sendiri kesulitan memperoleh tanah/rumah yang layak. Akhirnya, mereka pindah, minggir, ke daerah penggiran dan luar kota Jogja, sementara tanah/rumah yang mahal2 dan bagus2 sudah dibeli orang2 Jakarta, dan tidak pernah ditempati pula, karena memang hanya untuk investasi dan sesekali ditinggali kalo sedang berlibur ke Jogja. Kejadian ini persis dengan apa yg telah terjadi di Jakarta saat ini ; orang asli/Betawi tak punya tempat di daerahnya sendiri. Kasihan sekali...!

    Pertahankan julukan kota budaya yang adem ayem tentrem itu
    Itu aja deh, kepada temen2 yang sekarang tinggal di Jogja, dari manapun asalnya, titip Jogja ya, pertahankan julukan kota budaya yang adem ayem tentrem itu. Disitulah uniknya Jogja. Saat ini Jogja masih rame wisatawan hanya faktor kebetulan saja, karena jadi tempat persinggahan wisatawan yang hendak mengunjungi obyek wisata yg lebih menarik, yaitu: Candi Prambanan dan Candi Borobudur di Jawa Tengah. Kalo bukan karena itu, pasti Jogja saat ini sudah mati... :p
     

Share This Page