1. Halo Guest, pastikan Anda selalu menaati peraturan forum sebelum mengirimkan post atau thread baru.

Kakek Penjual Amplop di ITB

Discussion in 'Chit Chat' started by striker17, Sep 18, 2012.

Tags:
  1. striker17

    striker17 Super Hero

    Joined:
    Mar 16, 2012
    Messages:
    802
    Likes Received:
    137
    Location:
    bwi
    Kisah Kakek Penjual Amplop di ITB. Kisah nyata ini ditulis oleh seorang dosen ITB bernama Rinaldi Munir mengenai seorang kakek yang tidak gentar berjuang untuk hidup dengan mencari nafkah dari hasil berjualan amplop di Masjid Salman ITB. Jaman sekarang amplop bukanlah sesuatu yang sangat dibutuhkan, tidak jarang kakek ini tidak laku jualannya dan pulang dengan tangan hampa. Mari kita simak kisah Kakek Penjual Amplop di ITB.


    Kakek Penjual Amplop di ITB



    Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang Kakek tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun Kakek itu tetap menjual amplop. Mungkin Kakek itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.


    Kehadiran Kakek tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran Kakek tua itu.


    Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat Kakek tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu Kakek itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri Kakek tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkus plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi Kakek tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.


    Kakek itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.
    Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Kakek itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Kakek cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si Kakek tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, Kakek tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.



    Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat Kakek tua itu untuk membeli makan siang. Si Kakek tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “Kakek-Kakek tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.


    Si Kakek tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.


    Dalam pandangan saya Kakek tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si Kakek tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.



    Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si Kakek tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si Kakek tua.


    Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si Kakek tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.


    Original Post By Rony Wijaya, dibacakan dan ditulis ulang by Striker17
     
  2. Hartanto

    Hartanto Hero

    Joined:
    Dec 17, 2006
    Messages:
    527
    Likes Received:
    11
    Location:
    Sidoarjo
    Ada gunanya kok masbro, amplop2 itu. Ketika kita bersedekah, uangnya lebih aman dimasukin amplop itu. Ga ada orang lain yang tahu. Bahkan mungkin tangan kiri kita tidak tahu jumlah nya.
     
    hanafi2020, kalee, waedbyubyu and 3 others like this.
  3. suksesjitu

    suksesjitu Super Hero

    Joined:
    Feb 6, 2010
    Messages:
    3,813
    Likes Received:
    81
    Tetap semangat buat kakek yang disana dalam menjalani hidup.

    Like this ---> "Dalam pandangan saya Kakek tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat".
     
  4. jawir74

    jawir74 Ads.id Pro

    Joined:
    Feb 16, 2007
    Messages:
    304
    Likes Received:
    5
    Location:
    Jakarta
    Semoga dagangannya tambah laku ya kek.....
    amin
     
  5. kadingaren

    kadingaren Ads.id Pro

    Joined:
    Jul 12, 2012
    Messages:
    297
    Likes Received:
    8
    Location:
    Jawa Tengah
    Saya salut sma si Kakek, walaupun dia sudah tua, tp dia masih mau berusaha mencari rejeki dgn cra yg Keren , dr padha mengemis pda orang .
    Tp sewaktu bca tlisannya bner2 membuat :nangis:
     
  6. agcyber4

    agcyber4 Ads.id Pro

    Joined:
    Dec 4, 2011
    Messages:
    432
    Likes Received:
    5
    Location:
    Bekasi
    wow... seandainya dekat pengen jg ni sekedar bantu2... 10rb buat kita mungkin itu kecil... tp buat si kakek itu wow....
     
  7. Faddas

    Faddas Super Hero

    Joined:
    Jun 1, 2011
    Messages:
    1,204
    Likes Received:
    74
    Location:
    Surabaya
    Terharu...
     
  8. striker17

    striker17 Super Hero

    Joined:
    Mar 16, 2012
    Messages:
    802
    Likes Received:
    137
    Location:
    bwi
    betul masbro,,beliau lebih tinggi harga dirinya daripada orang yang meminta-minta.
    saya pun sampai menangis ketika pertama kali membaca artikel ini. mudah2an bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua
     
  9. cayun404

    cayun404 Super Hero

    Joined:
    Dec 16, 2011
    Messages:
    928
    Likes Received:
    53
    Location:
    Unknown
    salut sama perjuangan si kakek,walaupun umurnya udah tua tapi semangat masih 17 tahun,,,
     
  10. Diandra

    Diandra Super Hero

    Joined:
    Apr 8, 2011
    Messages:
    3,330
    Likes Received:
    2,168
    Location:
    Ads.id
    Artikel paling keren dr ebook2 wso yg ane baca tadi, thanks buat yg mau bahas. n sukses buat sang kakek.
     
  11. binyu

    binyu Ads.id Pro

    Joined:
    Jul 6, 2011
    Messages:
    259
    Likes Received:
    8
    Location:
    PROBOLINGGO
    Sekedar baca kisahnya aja, rasanya dada ini sesak saking nahan sedih dan haru. Andai para koruptor punya hati nurani...:nangis:
     
  12. xtier

    xtier Hero

    Joined:
    Apr 16, 2011
    Messages:
    658
    Likes Received:
    22
    Location:
    Yogyakarta
    sangat menyentuh....

    motivasi buat saya supaya terus berjuang.....
     
  13. isnuN3

    isnuN3 Super Hero

    Joined:
    Mar 2, 2012
    Messages:
    1,012
    Likes Received:
    13
    sangat terharu membaca cerita ini, hingga mau :nangis:
     
  14. prayitno

    prayitno Super Hero

    Joined:
    Aug 23, 2011
    Messages:
    752
    Likes Received:
    637
    Location:
    Jakarta
    saya abis baca-baca di blognya si dosen tersebut, ternyata si kakek tersebut juga rajin sholatnya
     
  15. herculesx

    herculesx Super Hero

    Joined:
    Apr 18, 2010
    Messages:
    3,208
    Likes Received:
    97
    izin sy kutip ke fanspage fb saya ya..
     
  16. adhi88

    adhi88 Super Hero

    Joined:
    Sep 25, 2009
    Messages:
    1,222
    Likes Received:
    50
    Location:
    CILACAP
    ane juga terharu baca artikel ini..
    semoga ada jalan keluar yang lebih baik buat kakek selain jualan amplop
     
  17. striker17

    striker17 Super Hero

    Joined:
    Mar 16, 2012
    Messages:
    802
    Likes Received:
    137
    Location:
    bwi
    Silahkan masbro , untuk rekan2 yang pengen baca kelanjutan dari kisah nyata ini silahkan langsung ke blog mas rony wijaya atau langsung ke sumber utamanya di blog Abang Rinaldi munir
     
  18. arbat

    arbat Ads.id Starter

    Joined:
    Sep 10, 2012
    Messages:
    69
    Likes Received:
    3
    Location:
    Surabaya
    mengharukan. . .
    wat renungan tgg kehdupan ne
    T.T
     
  19. cinta5509

    cinta5509 Hero

    Joined:
    Dec 16, 2010
    Messages:
    570
    Likes Received:
    3
    amplopnya bisa tuk kondangan..
    terharu sama bapak2x
    termotivasi
     
  20. wpdevep

    wpdevep Ads.id Pro

    Joined:
    Apr 6, 2012
    Messages:
    453
    Likes Received:
    92
    Location:
    Tebet, Jakarta Selatan
    ceritanya gan :nangis:
     

Share This Page